Dalam penulisan karangan ilmiah, pengacuan dari pendapat orang lain perlu
digunakan. Pendapat orang lain yang diacu itu berupa pedapat yang terdapat
dalam sumber tulis berupa buku, jurnal, makalah seminar, dan lain-lain. Sumber acuan
tersebut dalam karangan ilmiah harus dicantumkan dalam daftar pustaka yang
terdapat diakhir karangan.
Beberapa persoalan
pengacuan yang sering ditemukan didalam karangan ilmiah adalah berikut ini.
Pertama, karangan ilmiah yang memiliki banyak acuan, tetapi tidak ditemukan
sumber acuan. Kedua, karangan ilmiah yang memiliki acuan, tetapi sumber
acuannya banyak ditemukan dalam dafar pustaka. Ketiga, karangan ilmiah yang
memiliki acuan, tetapi tidak ditemukan tahun dan halaman sumber acuan dalam
karangan ilmiah itu.
1. Hakikat
Pengacuan dalam Karangan Ilmiah
Pada hakikatnya, pengacuan pendapat, ide, gagasan,
konsep, temuan orang lain yang digunakan dalam karangan ilmiah dilakukan untuk:
a. Memperkuat
gagasan/pemikiran penulis yang diuraikan sesuai topik tulisan
b.Menjadkan
landasan tolak ukur mengemukakan gagasan/pemikiran yang akan disajikan dalam
tulisan
2. Sumber
acuan dalam tulisan
Sumber acuan yang disarankan untuk digunakan dalam
karangan ilmiah adalah sumber acuan ilmiah ragam tulis. Patokan dalam memilih
sumber acuan diantaranya :
a. Gunakan
sumber acuan ilmiah tulis berupa buku, makalah seminar, laporan penelitian,
jurnal ilmiah.
b.Gunakan
sumber acuan relatif baru sesuai permasalahan.
c.Utamakan
atau perbanyaklah sumber acuan dari jurnal ilmiah dibandingkan buku teks.
d. Utamakan
menggunakan sumber acuan pertama.
e.Hindari
menggunakan sumber acuan kedua apalagi sumber acuan ketiga.
f.Hindari
menggunakan sumber acuan yang relatif lama.
g.Hindari
mengunakan sumber acuan dari sumber lisan, surat kabar, radio, dll.
h.Jika
acuan dari sumber lisan tetap diperlukan dari narasumber, kutipannya ditulis
seperti tuturan lisan aslinya dengan menyebut sumber dan tanggal wawancaranya
3. Cara
pengacuan
Pengacuan
yang umum dilakukan dalam karangan ilmiah adalah pengacuan dengan menggunakan tanda kurung, selain itu
digunakan pula catatan kaki dan catatan akhir (Mukhadis, 2002:46-47). Dalam
tanda kurung tersebut biasanya ditulisnya nama
akhir, tahun penerbit dab halaman atau nama
pengarang diluar tanda kurung sedangkan tahun
terbit dan halaman didalam tanda kurung.
Penulisan
dan penempatan nama pengarang sumber
acuan dapat dilakukan dengan tiga variasi berikut ini :
a.
Nama
akhir pengarang sumber acuan terletak pada fungsi keterangan di awal kalimat.
Tahun terbian dan halaman sumber acuan diletakkan didalam tanda kurung.
Contoh :
menurut Moeliono (2000:15), ragam bahasa dibedakan atas . . .
b.
Nama
akhir pengarang diletakkan pada fungsi subjek kalimat. Tahun terbitan dan
halaman sumber acuan diletakkan dalam tandakurung.
Contoh :
Moelino (2000:15)menyatakan bahwa ragam bahasa dibedakan atas . . .
c.
Nama
akhir pengarang sumber acuan, tahun terbitan, halaman diletakkan dalam tanda
kurung sebagai keterangan tambahan diakhir kalimat.
Contoh :
. . . dengan
lima ragam bahasa Indonesia (Moelino, 2000:15). Selain itu, ditinjau dari
sarana yang digunkan, ragam bahas dibedakan pula . . .